Ratusan Nelayan Di Pandeglang Demo, Tuntut Kejelasan Kasus Laka Laut

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE

Ratusan nelayan yang tergabung dalam organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Labuan, pada Kamis (25/09/2025).

Aksi unjuk rasa ini, untuk menuntut kejelasan dari kasus kecelakaan laut yang mengakibatkan satu orang nelayan meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE

Berdasarkan pantauan, warga yang didominasi masyarakat nelayan bersama ibu-ibu ini turun ke jalan dan membentangkan spanduk menyuarakan tuntutan agar kasus tersebut segera diusut tuntas.

Sekretaris HNSI Labuan, Andar Kusnandar mengatakan, aksi unjuk rasa ini sebagai bentuk solidaritas nelayan kepada keluarga korban. Dalam tuntutannya, massa ingin meminta kejelasan proses hukum dan santunan bagi keluarga korban Casmito (50), nelayan asal Desa Teluk, yang tewas usai diduga tertabrak kapal tongkang, beberapa waktu lalu.

“Ini bentuk dari upaya kami menunjukan kekompakan masyarakat nelayan bahwa mereka punya hak, punya harga diri. Mereka juga ingin membela hak-hak nya begitu,” kata dia.

Ia menerangkan, tuntutan aksi ini diantaranya pihak yang bertanggung jawab harus memberikan santunan kepada keluarga korban. Selain itu ganti rugi untuk perahu nelayan yang tenggelam kepada nahkoda dan korban lainnya.

“Bagaimana mereka bisa kembali beraktivitas mencari nafkah di laut ya tentunya ketika kapalnya sekarang sudah hilang di perairan pasauran nah ini mereka sekarang tidak bisa ke laut,” ujarnya.

Ia mengaku, usai melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Syahbandar, para nelayan akan melakukan sweeping kapal tongkang di sekitaran pulau Popole dan pulau Liwungan.

Ditempat sama, perwakilan nelayan Desa Teluk, Otoy juga menuntut agar seluruh pihak terkait dapat membuka secara jelas sejauh mana penanganan kasus ini.

“Jadi harapan kami mengganti kapal dan memberikan santunan kepada korban. Itu aja sebetulnya, simpel. Menurut kabar belum diketahui pemilik kapalnya, padahal udah jelas (menurut) nelayan yang selamat itu 4 orang menyatakan bahwa diduga yang menabrak perahunya itu kapal tongkang,” ucap dia.

Massa meminta agar kasus yang sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum ini dapat dituntaskan. Pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.

“Intinya itu pertanggungjawabannya. Itu aja,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, korban atas nama Casmito meninggal dunia usai dinyatakan hilang selama beberapa hari dan ditemukan warga di tepian pantai Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Selasa (16/09/2025) pukul 05.30 WIB.

Kapal Motor (KM) Nanjung Sari yang ditumpangi korban bersama 4 nelayan lainnya diduga ditabrak kapal tongkang di perairan Pasauran, Serang, Jumat (12/09/2025) lalu.

Kapal penangkap ikan itu terdiri dari nahkoda atas nama Sujai, dan empat orang ABK yakni Tarim, Hamdan, Masudi, dan Casmito yang sama-sama warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Naas, akibat peristiwa tersebut Casmito meninggal dunia setelah kapal terbalik dan korban tidak ditemukan.

Pos terkait