Para penjual di pasar Badak Pandeglang, mengaku sudah lebih mudah mendapatkan pasokan MinyaKita. Produk minyak goreng eceran yang disubsidi pemerintah itu sempat langka di pasaran.
Meski pasokannya mulai stabil, harga MinyaKita diakui pedagang masih mahal.
Salah satu pedagang, Ujang mengatakan, dirinya sudah bebas membeli MinyaKita dari distributor dan tidak lagi dibatasi jumlahnya.
“Pasokan (minyakkit) aman dan lancar, sekarang sudah bebas beli berapapun di distributor, ” Katanya.
Meski demikian, dia menegaskan harga produk bersubsidi itu masih mahal. Padahal untuk harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana minyakita telah ditetapkan pemerintah sebesar rp15.700 per liter.
” Saya jual sekarang masih 18 ribu rupiah perliter, sudah ada sekitar 3 bulan terakhir gak ada penurunan harga untuk minyakkita ini, ” Tambahnya.
Senada dengan ujang, pedagang lainnya, rizki mengungkapkan dirinya masih sulit mendapatkan pasokan MinyaKita.
“Sekarang harga nya 18 ribu rupiah per liternya itu agak susah dicarinya, dari distributornya dibatasi. Kita belanja ke distributor gak ada barangnya, kalaupun ada ya gak bisa beli banyak. ” Ungkapnya.
Sementara salah seorang warga, yuli mengeluhkan masih tingginya harga minyakkita.
“Kita sebagai masyarakat kecil pasti kewalahan, penghasilan gak seberapa pake belanja segini habis, ” Pungkasnya.
” Pengennya mah diturunin ya, apalagi menjelang bupan puasa ramadha kayak gini.biar kita gak kewalahan sebagai masyarakat kecil, ” Tandasnya.
Polemik melejitnya harga MinyaKita, minyak goreng kemasan sederhana yang disubsidi pemerintah, masih bertahan hingga kini . Harganya tak kunjung menyentuh batas Harga Eceran Tertinggi (HET).