Pabrik Porang Terbengkalai, Sekda Pandeglang Sebut Mungkin Ada Kendala Di Mesin

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE

Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta mengaku tidak mengetahui secara detail mengenai kendala belum beroperasinya pabrik pengolahan Porang atau Sentra Industri Kecil menengah yang dibangun di Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang.

Padahal Pabrik yang menghabiskan uang negara hingga Rp 14 Miliar tersebut digadang-gadang bisa mengolah umbi Porang hinga 10 Ton per hari.

“Secara teknisnya saya tidak tahu, mungkin Diskporindag Pandeglang tahu lebih detail. Tapi, mungkin karena biaya operasional dengan hasil produksi tidak sesuai mungkin soal kapasitas mesinnya (Kendala), ”ungkapnya.

Ali Fahmi yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Pandeglang tersebut mengaku, sedang mencari solusi bagaimana pabrik bisa berjalan dan Pemkab Pandeglang telah menganggarkan untuk mengoptimalkan kapsitas produksi dengan melakukan pembelian mesin.

“Saya saat ini tengah fokus pada bagaimana SIKM Porang bisa beroperasi dan salah satu upayanya adalah mengoptimalkan Mesin Porang, ”jelasnya.

Masih kata Ali Fahmi, selain melakukan optimalisasi mesin Porang, Pemkab Pandeglang juga telah menganggarkan untuk melakukan pembinaan kepada para petani Porang di Kabupaten Pandeglang untuk memenuhi kebutuhan operasional Pabrik Porang.

“Selain melakukan optimalisasi mesin Porang, kami juga telah menganggarkan pembinaan untuk para petani Porang. Untuk detailnya saya lupa, ”bebernya.

Meski begitu, Ali Fahmi menegaskan, jika pengadaan mesin pengolah Porang pada saat pembangunan sudah sesuai dengan ketentuan. Pasalnya, seluruh pelaksanaan pembangunan dan pengadaan barang dan jasa untuk pembangunan SIKM Porang sudah dilakukan pemeriksaan BPK.

“Saya tidak bisa bilang itu sesuai atau tidak. Tapi semuanya sudah dilakukan pemeriksaan oleh BPK, ”imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Diskoperindag Pandeglang, Bun Bun Buntaran membenarkan, bakal ada penambahan optimalisasi mesin penepung dan pengering sebesar Rp2,7 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (TA) 2024.

“Kita tahun ini dapat DAK yaitu optimalisasi mesin. Itu untuk mengoptimalkan mesin yang sudah ada supaya beroperasi dengan baik, menghasilkan tepung dan lainnya sesuai harapan,” kata Bunbun, kepada wartawan pada Senin (10/6/2024) kemarin.

“DAK itu kita ditawari lagi oleh Bapenas melalui Kementerian Perindustrian. Di Indonesia hanya ada dua yang dapat yakni, Lombok dengan Pandeglang. Mereka ingin pabrik ini optimal, untuk mesin itu sebesar Rp2,7 Miliar,” sambungnya.

Pos terkait