Para guru madrasah swasta dari berbagai wilayah di Indonesia dikabarkan akan menggelar aksi massal di depan Istana Merdeka, Jakarta, sebagai bentuk protes atas kondisi kesejahteraan dan kebijakan yang dianggap belum adil. Aksi ini digagas oleh organisasi-guru madrasah yang selama ini menyuarakan ketimpangan antara guru madrasah dengan guru sekolah umum negeri.
” Kita akan berkumpul di Masjid Istiqlal, kemudian menuju patung kuda. Lalu kita akan menuju istana Presiden, ” kata Koordinator Lapangan dalam Aksi Nasional Guru Madrasah Se-Indonesia, Fahru Rijal kepada Wartawan, Senin (27/10/2025).
Menurut Fahru Rijal, Aksi yang akan di gelar pada 30 Oktober 2025 mendatang ini rencananya akan di ikuti ratusan ribu peserta dari seluruh Indonesia.
” Aksi ini akan di ikuti beberapa Asosiasi guru, dimana setiap Asosiasi akan mengirimkan 30 ribu guru. Dari Banten sendiri insya allah seluruh perwakilan akan mengirimkannya, terutama Kabupaten Pandeglang,akan ada sekitar 900 orang dengan menggunakan 15 Bus, ” ujarnya.
Dikatakan Fahru Rijal, tuntutan utama para guru madrasah meliputi:
* Pengangkatan P3K bagi Guru Inpassing Madrasah Swasta skala Prioritas
*Pengakuan masa kerja inpassing dan pembayaran TPG terhutang, dan
* Penerbitan SK Inpassing baru setiap Tahun.
” Karena apa, bahwa pendidikan itu tidak ada diskriminasi dan pendidikan itu adalah murni daripada amanat konstitusi. Jadi sekali lagi angkat guru madrasah swasta, yang hari ini menjalankan program pendidikan, mencerdaskan bangsa sesuai amanat Undang-Undang, ” jelasnya.
Jika aksi di Istana benar-benar dilaksanakan, ini akan menjadi skala nasional yang menandai eskalasi dari perjuangan kesejahteraan guru madrasah ke ranah pusat pemerintahan.
Gerakan ini mencerminkan ketidakpuasan yang terus tumbuh di kalangan guru madrasah swasta/honorer yang merasa tertinggal dalam kebijakan ketenagaan dibanding guru di sekolah negeri. Bila aksi nasional berlangsung, pemerintah diharap mendengarkan aspirasi tersebut demi terciptanya keadilan dalam dunia pendidikan.





