ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE
Jeratan bank keliling dianggap telah meresahkan warga di Kabupaten Pandeglang, bahkan diantaranya ada beberapa warga yang rela membayar pinjamannya melalui kemolekan tubuhnya untuk memenuhi nafsu oknum debtcolector (DC).
Hal tersebut diungkapkan oleh, salah satu anggota Forum Silaturahmi Masyarakat Pandeglang (Formasi), Muhammad Roji saat ditemui usai menggelar audiensi dengan Komisi II DPRD Pandeglang, pada Rabu, 26 Juni 2024.
“Dampak adanya Bank keliling ini masyarakat sudah banyak yang menjadi korban, ada yang bayar pakai apem (Seks-red) bahkan hingga ada yang kabur dan bunuh diri, itu sudah urgen, ” ungkapnya.
Mohammad Roji menjelaskan, dengan latar belakang dampak yang sudah sangat meresahkan warga di Kabupten Pandeglang yang mendorong Formasi untuk melalukan audiensi dengan Komisi II DPRD Pandeglang.
” Kedatangan masyarakat ke kantor DPRD Kabupaten Pandeglang, untuk melaporkan juga masalah bank keliling yang masih berjalan Seperti biasa. Hanya ganti tidak memakai motor gede, tapi menggunakan motor kecil dan tidak pakai sepatu bot,dan kebanyakan perempuan, ” jelasnya.
Roji menyebut, keberadaan bank keliling dan bank Emok Di kabupaten Pandeglang justru lebih terorganisir dan masif.
” Di masing-masing daerah itu ada koordinatornya, yaitu ibu-ibu. Untuk itu kami meminta bapak dewan dan kepada pihak terkait terutama kepolisian, untuk segera bertindak,” ungkapnya.
“Untuk itu kepada dewan, Kapolres dan bupati untuk segera bertindak. Jangan sampai masyarakat yang turun tangan,” sambungnya.
Sementara anggota komisi II DPRD Kabupaten Pandeglang, dadi rojadi menyebut. Akan segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut.
” Usulannya adalah meminta pembuatan peraturan daerah (PERDA), tentang penanganan untuk bank keliling. Kita akan coba pelajari itu, setelah itu akan menjadi usulan komisi II yang akan kita sampaikan kepada badan pembentukan peraturan daerah(BAPEMPERDA),” singkatnya.
