Bupati Pandeglang Irna Narulita mengaku kecewa dengan kebijakan Kementerian Perhubungan yang membatalkan pelaksanaan proyek reaktivasi jalur Kereta Api Rangkasbitung – Labuan. Padahal proyek reaktivasi termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dijanjikan oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan dalam rangka mendorong percepatan kemajuan ekonomi daerah di Banten Selatan.
PSN reaktivasi jalur Rangkasbitung – Labuan ini sudah diwacanakan akan dimulai pada 2019 untuk pembangunan kontruksinya atau pembangunan ulang jalur relnya. Sedangkan pembangunan untuk pembebasan lahan dimulai dari semenjak tahun 2018.
Namun faktanya, Kementerian Perhubungan belum juga memulai pengerjaan fisik dan baru sampai melakukan pendataan terhadap rumah dan bangunan warga yang berada di jalur rel Rangkasbitung – Labuan.
Hal itu terjadi karena Kementerian Perhubungan melalui PT KAI melakukan pembatalan pelaksanaan dengan berbagai alasan hingga akhirnya terjadi Pandemi Covid -19. Pasca Covid -19 Kementerian Perhubungan menjanjikan akan memulai reaktivasi jalur rel kereta yang diawali dengan memberikan atau membayar dana kerohiman kepada warga juga batal dilaksanakan.
Sehingga membuat PSN reaktivasi jalur Kereta Api Rangkasbitung Labuan kembali dibatalkan dan diwacanakan baru kembali di mulai tahun 2025 karena tahun 2024 merupakan tahun politik.
Menurut Bupati Pandeglang Irna Narulita, pemerintah pusat kembali membatalkan proyek reaktivasi jalur Rel Kereta Api Rangkasbitung – Labuan.
“Pembatalan ini tentunya membuat rasa kecewa dan gregeut. Karena memang sudah lama ditunggu untuk mendorong percepatan memajukan daerah Banten Selatan,” katanya kepada Wartawan, Minggu, 8 Oktober 2023.
Pembatalan proyek reaktivasi ini dikarenakan adanya proses pengalihan anggaran. Jadi anggaran seharusnya untuk PSN Reaktivasi Jalur Kereta Rangkasbitung – Labuan dialihkan untuk proyek Kereta Cepat.
“Padahal segala sesuatunya sudah kita siapkan. Bahkan warga sudah rela diberikan dana kerohiman demi kelancaran terlaksananya reaktivasi jalur kereta Rangkasbitung – Labuan ini,” katanya.
Reaktivasi jalur kereta ini, bukan hanya menghubungkan konektivitas saja tetapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan. Serta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Pandeglang khususnya.
“Reaktivasi jalur Kereta Api ini juga supaya tidak terjadi disparitas berkelanjutan. Antara Banten selatan dan Banten utara,” katanya.
Warga Pandeglang Muhamad Jufri, mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah pusat yang menunda pelaksanaan reaktivasi jalur Rel Kereta Api Rangkasbitung – Labuan.
“Penundaan ini tentu berimbas terjadinya pelambatan kemajuan ekonomi Pandeglang. Ini sudah sangat ditunggu – tunggu oleh masyarakat Pandeglang,” katanya.
Oleh karena itu, Ia meminta kepada Pj Gubernur Banten kembali melobi kepada pemerintah pusat agar melanjutkan proyek reaktivasi. Sebab keberadaannya akan mendorong tumbuhnya investasi serta wisatawan untuk menikmati liburan di tempat wisata pantai, alam, pegunungan, pemandian dan wisata religi.
“Namun dengan ditundanya reaktivasi ini sampai tahun 2025 membuat Pandeglang di anak tirikan dalam bidang pembangunan. Padahal Pandeglang adalah kota seribu ulama sejuta santri yang kondisinya saat ini tertinggal namun tidak menarik perhatian pemerintah pusat untuk membantu melakukan percepatan,” katanya.