Rizki Natakusumah Sebut Peran Ruang Digital Dalam Menjaga Pemilu Damai Sangat Penting

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE

Anggota Komisi I DPR RI, Rizki Aulia Rahman Natakusumah mengingatkan Masyarakat terkait bahaya negative ruang digital seperti Media Sosial yang bisa mengancam kondusivitas dan perpecahaan menjelang pesta Demokrasi yang akan dihadapi masyarkat di Indonesia.

Maka dari itu Masyarakat sangat perlu diberikan ruang-ruang untuk menambah pengetahuan tentang literasi digital agar bisa bijak dalam memanfaatkan ruang digital demi keamanan menjelang pemilu 2024 mendatang.

Bacaan Lainnya

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE

“Tentunya saya sangat mengapresiasi Kementrian Kominfo yang telah menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar literasi digital, agar masyarakat bisa mengetahui mana konten-konten yang hoax atau konten negative yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2024 mendatang,”ungkapnya saat menjadi Narasumber dalam acara Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kementrian Komunikasi dan Informatika, pada Jumat 26 Januari 2024.

Rizki mengingatkan, pada tahun politik agar jangan sampai terjadi polarisasi. Hal ini sangat penting berkaca pada Pemilu kemarin terjadi polarisasi dunia digital jauh lebih besar lebih dalam dibandingkan dunia nyata di lapangan.

“Kita sebagai masyarakat Lebak dan Pandeglang mempunyai peranan penting menjaga kekompakan, istikomah, dan kerukunan. Kalau sudah pecah obatnya susah dicari kalau sudah polarisasi,” katanya.

Ia tidak mau, dalam pesta demokrasi ini ada ujaran kebencian disebarluaskan di dunia online. Kalau di dunia nyata dalam penyebarluasan informasi harus mendistribusikan secara manual.

“Tapi di online menyebarkan informasi mudah sekali. Jadi kita punya peranan penting menjaga kondusifitas Pemilu ke depan,” katanya.

Meski begitu, Rizki juga menerangkan terkait peran positif ruang digital juga bisa sangat membantu dalam hal peningkatan ekonomi khususnya para pelaku UMKM, sebagai media promosi maupun pemasaran yang bisa menghubungkan produsen dan konsumen secara langsung.
“Ingin saya sampaikan adalah kita hidup di era globalisasi dan kecanggihan digital. Anak lahir di era digital dibentuk dari gatget mereka masing masing, maka Perlu literasi digital bagi generasi muda bukan hanya menjadi pasar tapi menjadi peranan sentral dalam ekosistem digital ke depan,” katanya

Pos terkait