Awal musim hujan 2023/2024 di Indonesia diprakirakan mulai pada Oktober hingga Desember 2023. Puncak musim hujan diprakirakan akan berlangsung sepanjang Januari-Februari 2024.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten mengimbau kepada warga agar antisipasi potensi bencana alam di peralihan musim kemarau dan musim hujan.
“Iya memang beberapa minggu kemarin-kemarin Pandeglang sudah diguyur hujan yang bersifat lokal dan potensi angin kencang, peralihan pancaroba kemarau ke musim hujan statusnya peringatan kewaspadaan dini,” ungkap Kasi Strategi dan Pengendalian Operasi di BPBD-PK Kabupaten Pandeglang, Deni Mursadad, Minggu 11 November 2023.
Dikatakannya, bahwa untuk bencana peralihan cuaca pancaroba ini mitigasi yang dilakukan melalui strategi himbauan kewaspadaan kepada masyarakat.
“Kita sifatnya mengingatkan melalui pamflet peringatan kewaspadaan dini seperti kewaspadaan pohon tumbang, penyakit, petir, dan angin kencang, informasi dari BMKG kita olah dan dishare informasi ke yang lain,” katanya.
Ia melanjutkan, tak hanya hujan lebat dan angin kencang, Deni Mursadad juga mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana alam longsor dan pohon tumbang yang kerap terjadi di Pandeglang.
“Untuk itu diimbau juga agar masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan adanya longsor pada lokasi-lokasi rawan longsor dan pohon tumbang akibat angin kencang, untuk itu masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi,” tuturnya.
Disinggung wilayah mana saja yang rawan terjadi longsor. Ia menyebut sebagian notabene ada di wilayah Pandeglang.
“Ya kalau bencana rawan longsor biasanya di dataran pegunungan bukit curam itu bisa terjadi, kalau banjir dari data pada tahun sebelum yang sempat terjadi ada 11 kecamatan,” katanya.
Meski saat ini masih musim kemarau dari dampak El Nino dan sebagian wilayah Pandeglang diguyur hujan. BMKG memperkirakan jika musim hujan di Pandeglang bakal terjadi di Bulan November.
Ia menyebut daerah atau wilayah jika musim penghujan yang berpotensi bencana banjir yaitu Cikedal, Cikeusik, Panimbang, Pagelaran, Patia, Angsana, dan Mandalawangi.
“Ya kecamatan juga itu potensi banjir enggak semuanya ya paling hanya sebagian beberapa desa saja kita sifatnya hanya mengingatkan kewaspadaan ke teman-teman kecamatan bahwa wilayahnya itu potensi banjir,” ujarnya.
Faktor yang sering terjadinya banjir tersebut yang disebabkan karena dari aliran luapan air sungai yang berasal dari hulunya sehingga di hilirnya tak bisa menampung air yang meluap itu.
“Saat ini kita masih terkonsentrasi pendataan wilayah mana saja yang sudah tidak kekeringan karena masih ada wilayah yang kesulitan air, tapi menurut BMKG sampai Desember itu sudah habis tuh masa kekeringan dan sudah mulai musim hujan,” tandasnya.